Tampilkan postingan dengan label bisnis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bisnis. Tampilkan semua postingan

Jumat, 01 Desember 2017

Ini Penyakit Pengusaha Pemula


Ini adalah tulisan Mas Jaya Setiabudi di groupnya Juragan Forum. Sebuah pembahasan yang menarik tentang penyakit yang sering dialami para pengusaha pemula.
.
Sebelum jadi pengusaha, biasanya calon pengusaha akan ragu atau takut nyemplung ke dunia usaha. Banyak ‘kalau kalau’, bingung mau ngapain pertama kali, usaha apa, banyak keraguan muncul dalam benaknya.
Setelah melangkah, ehh gak seperti apa yang dipikirkan. Ternyata mudah yah jadi pengusaha. Asik..! (awalnya…). Seperti anak kecil yang dapat mainan baru, exited..! Terbukalah ‘cakra’ pengusaha mereka. Dunia pengusaha jadi ‘tampak' mudah.
Saat bisnis mulai berjalan dan menghasilkan income, yang mungkin tak disangka.., mulailah dia tergoda membuka usaha baru lainnya. Dengan dalih usaha pertama sudah jalan dan ada yang menjalankan, ia mulai pecah focus mengurus usaha kedua.
Saat usaha kedua (baru) mulai kelihatan hasilnya, ada tawaran lagi untuk join buka usaha (ketiga) bersama kawannya, “Peluang nih..!”, gumannya. PELUANG BARU. Iya BARU.. lagi Happening..! Assiiikk.. kali ini beneran gak perlu modal, cuma pake dengkul teman, berhadiah ribuan dollar perbulan. PELANGI..!
Sebulan.. dua bulan.. tiga bulan.. gak jalan-jalan juga.. sementara kedua bisnis sebelumnya ‘nungging’ meninggalkan segudang HUTANG kerugian dan cashflow yang macet. Karena serbuan tagihan bertubi-tubi, ia pun kelimpungan. Bisnis terakhir tak kunjung menghasilkan. Oh pelangi, hanya ilusi..
Tepat 2 tahun 4 bulan, nyerah deh dia.. katanya: Bisnis itu susahh..! NYERAH... K.O.. the end.
Penyakit pengusaha pemula, begitu terbuka ‘cakra’ pengusahanya, apa saja pengin dipegang. Ujung-ujungnya gak ada yang jalan atau tetap akan tersisa 1 saja yang eksis. Setidaknya ada 3 alasan pengusaha pecah fokus:
1. Merasa bisnis yang sekarang sudah ‘AUTO PILOT’, buru-buru buka usaha lain di luar lini yang sekarang.
2. Merasa bisnis yang sekarang ‘JALAN di TEMPAT’, mencoba alternatif lain.
3. BOSAN..!
Kapan boleh ekspansi? Gak ada yang gak boleh atau benar salah. Adanya konsekuensi atau sebab akibat saja.

AUTO PILOT
Beneran sudah auto pilot? Berapa lama dan berapa cabang buktinya? Jika masih seumur jagung sudah bisa ditinggal, hebat euy..! Kecuali beli (full) franchise dengan sistem yang sudah teruji atau akuisisi perusahaan sekelas ASTRA.
Mungkin usaha Anda sudah bisa BERJALAN tanpa Anda, tapi yakin bisa BERTUMBUH tanpa Anda?
Apa benar BUDAYA perusahaan yang Anda tularkan merasuk ke setiap lini di jajaran organisasi Anda?
Apakah grafik omzet dan profit saat Anda tinggalkan cenderung naik (melebihi inflasi), sama atau menurun?

JALAN di TEMPAT
Adakah pengusaha serupa yang pernah berhasil? Coba investigasi proses dia dari awal hingga sekarang. Berapa lama? Apa saja kesalahannya? Apa POLA suksesnya?
Apakah benar pasarnya sudah jenuh dan berdarah-darah kompetisinya?
Adakah mentor sukses yang mendampingi Anda?
Apakah ilmu bisnis Anda up to date?
Apakah Anda mempraktikkan keilmuan yang Anda dapatkan sesuai tuntunan?
Rumput tetangga terlihat hijau, padahal sintetis. 
Bisnis tetangga terlihat untung, padahal sedang buntung.

BOSAN
Apakah ada orang sukses tanpa ketekunan?
Benarkah Anda ‘bosan’ karena itu bukan passion Anda atau itu POLA gagal Anda?
Tak ada kesuksesan tanpa ketekunan mengalahkan kebosanan..

Menurut Mas J: “1 bisnis yang dikerjakan dan dipikirkan dengan sepenuh hati, akan menemukan inovasi-inovasi yang tak terfikirkan sebelumnya.. tiada henti..”
Kapan saatnya ekspansi ke bisnis lain? Tenang.. semua ada saatnya dan ada ilmunya. Jangan buru-buru poligami..
F.O.K.U.S satu dan besarkan..!
Read More

Jumat, 24 November 2017

Kisah Sukses Pendiri Traveloka, Ferry Unardi


Sobat Bangun Inspirasi, saat ini pasti hampir semua orang tau Traveloka, karena iklannya yang masif baik di televisi maupun di berbagai media lainnya.

Traveloka merupakan perusahaan teknologi yang melayani booking tiket sarana transportasi dan juga voucher hotel secara online. Perusahaan ini sekarang menjadi salah satu perusahaan startup unicorn atau perusahaan rintisan yang telah memiliki nilai di atas 1 triliun rupiah. Woww.

Lalu siapa pendiri Traveloka dan bagaimana kisah suksesnya mendirikan Traveloka hingga bisa sebesar sekarang? Berikut kisah suksesnya.

Ternyata pendiri Traveloka adalah seorang anak muda kelahiran 16 Januari 1988 yang bernama Ferry Unardi. Ia mendirikan Traveloka bersama teman-temannya yaitu Derianto Kusuma dan Albert Zhang.

Ferry Unardi merupakan pria yang berasal dari kota Padang, Sumatera Barat. Setelah lulus SMA, ia meneruskan pendidikannya di luar negeri, yaitu di Jurusan Science and Engineering di Purdue University, Amerika Serikat.

Ia lulus kuliah pada tahun 2008, Ferry kemudian bekerja di Microsoft, yang berkantor di  Seattle, Amerika Serikat. Ia bekerja di sana selama 3 tahun, kemudian ia meneruskan studinya dengan mengambil program master di Harvard University. 

Saat kuliah di Amerika, Ferry Unardi pernah mengalami kesulitan dalam reservasi tiket dari Amerika menuju Padang, tempat tinggalnya di Indonesia. Karena rute yang tersedia hanya sampai di Jakarta saja sedangkan untuk ke Padang harus melanjutkan perjalanan lagi. Dari pengalaman tersebut, setelah ia kuliah melewati satu semester di kampusnya. Ia mulai mengembangkan bisnis di bidang reservasi tiket pesawat.  

Di sisi lain ia juga sudah berpengalaman mempelajari sistem reservasi pesawat selama 8 tahun. Ferry juga berharap dengan bisnisnya ini dapat memudahkan masyarakat dalam memesan tiket pesawat.

Keyakinan Ferry terhadap bisnisnya sangat tinggi. Ia pun memberanikan diri untuk berhenti melanjutkan kuliahnya di Harvard University karena ingin fokus dalam mengembangkan bisnis pemesanan tiketnya tersebut. 

Sebenarnya banyak pihak yang menyayangkan keputusan Fery Unardi untuk berhenti melanjutkan kuliahnya, namun Ferry percaya pada perusahaan rintisannya tersebut. Dengan dibantu kedua temannya, Ferry merancang rencana bisnisnya ke depan.

Ferry Unardi dan dua temannya memilih nama Traveloka sebagai brand bisnisnya yang dirilis pada bulan oktober 2012. Namun perjalanan bisnis mereka tak berjalan mulus. Ferry dan teman-temannya pun pada awal-awal peluncuran Traveloka sempat mengalami tak ada maskapai yang mau bekerja sama dengan mereka. Karena perusahaan mereka masih baru dirintis dan belum dipercaya.

Kesulitan tersebut tidak membuat Ferrry dan kawan-kawan putus asa. Mereka terus bekerja keras. Hingga lambat laun Traveloka mulai berkembang. Sedikit demi sedikit mulai banyak maskapai yang mau bekerja sama dengan mereka.

Di awal pendirianya, Traveloka hanya dikerjakan oleh 8 orang, tapi saat ini Traveloka sudah memiliki ratusan karyawan yang dibagi dalam berbagai divisi atau departemen.

Traveloka saat ini berkembang sebagai salah satu perusahaan startup tersukses di Indonesia. Sejak didirikan pada tahun 2012, Traveloka terus mendapatkan kucuran dana dari investor. Bisnisnya tidak hanya melayani penjualan tiket pesawat saja namun sudah merambah jasa reservasi hotel dan juga tiket kereta api. Traveloka pun secara masif memasang iklan di mana-mana yang membuat aplikasi tersebut semakin dikenal di masyarakat. Terlebih, Traveloka juga menjadi salah satu sponsor utama Liga 1 yang merupakan kompetisi tertinggi sepak bola di negeri ini.

Sampai saat ini Traveloka memiliki nilai valuasi mencapai sekitar 26,2 triliun rupiah. Wow.. sebuah angka yang menakjubkan. Hal ini membuat Traveloka dijuluki sebagai perusahaan startup Unicorn bersama dengan Gojek dan Tokopedia yaitu perusahaan startup dengan valuasi diatas 1 milyar dollar. 

Jumlah kunjungan ke website traveloka pun mencapai 16.5 juta orang tiap bulannya. Yang membuat Traveloka menjadi situs pemesanan tiket online terbesar di Indonesia saat ini, walaupun baru didirikan tahin 2012 yang lalu.

Itulah kisah sukses Ferry Unardi yang mendirikan perusahaan pemesanan tiket online untuk memudahkan banyak orang dalam memesan tiket. Hal itu bermula dari pengalamannya yang kesulitan mencari tiket pesawat dari Amerika ke Padang. Walaupun harus berhenti dari studinya karena ingin fokus membesarkan Traveloka, dan di perjalanannya pun tidak mudah, sempat mengalami kegagalan, tapi akhirnya ia berhasil membesarkan Traveloka hingga seperti sekarang. Sungguh kisah yang menginspirasi.
Read More

Kamis, 05 Oktober 2017

Ini 4 Cara Memulai Usaha Tanpa Modal

cara memulai usaha tanpa modal


Banyak orang yang ingin memulai usaha namun terkendala masalah modal, mungkin termasuk Anda. Lagi-lagi modal selalu dijadikan alasan hingga membuat banyak orang mengurungkan niatnya untuk memulai usaha.

Lalu apakah bisa memulai usaha tanpa modal sama sekali?

Jawabannya terntu TIDAK. Karena setiap usaha pasti membutuhkan modal. Entah itu modal berupa ide, kreativitas, keberanian, relasi, atau modal yang lainnya. Jadi modal belum tentu berupa uang.

Nah, maksud judul artikel ini adalah cara memulai usaha walau kamu tidak memiliki modal uang atau tanpa modal uang. Artinya walaupun tidak memiliki uang untuk modal usaha, siapa pun bisa memulai usaha.

Berikut beberapa cara memulai usaha tanpa modal:

1. Usaha di bidang jasa atau kemampuan


Setiap orang punya kemampuan masing-masing. Coba kamu pikirkan, kemampuan apa yang kamu miliki, yang kira-kira bisa membantu menyelesaikan masalah orang lain.

Misalnya kamu hobi menulis, kamu bisa tawarkan jasa penulisan atau editing. Atau misalnya kamu hobi dan bisa menggambar, kamu bisa tawarkan jasa membuat sketsa. Intinya kemampuan yang kamu miliki harus bisa bermanfaat untuk orang lain.

Jika kamu tidak memiliki kemampuan  apa pun yang bisa dijual, sebenarnya kamu bisa memanfaatkan tenaga yang kamu miliki. Misalnya membuat jasa mengangkut barang belanjaan, atau apa pun itu. Intinya gunakanlah kreativitas dan kemampuan kamu apa pun itu selama halal dan bermanfaat bagi orang lain.

Saat ini di era teknologi, kamu bisa promosikan jasa yang kamu tawarkan melalui sosial media atau blog gratisan. Sebaiknya jangan dulu memasang tarif tinggi. Yang terpenting kamu harus bisa mendapat lebih banyak client agar portofolio kamu semakin banyak. Jika sudah banyak dan pengalamannya teruji, kamu bisa sesuaikan harga yang tepat menurut kamu.

2. Dropship


Dengan dropship, kamu tidak harus memiliki barang untuk dijual jika tidak memiliki modal yang cukup. 

Caranya kamu mempromosikan atau menawarkan barang tersebut kepada calon konsumen, bisa melalui sosial media, toko online, marketpleace, atau media lainnya. Jika ada pembelian, pembeli akan mentransfer uangnya ke rekeningmu, lalu kamu melakukan pembelian ke pemilik barang. Setelah itu pemilik barang akan mengirimkan barangnya ke pemesan, dan kamu mendapatkan komisi penjualan atau keuntungan.

Saat ini, untuk mencari penjual yang menerima kerja sama dengan dropshiper tidaklah sulit. Banyak sekali di internet para penjual online yang bekerja sama dengan dropshiper.

Tapi kami juga harus jeli memilih suplayer yang bisa dipercaya. Jangan sampai ketika ada pemesan, justru Anda kesulitan mendapatkan barangnya.

3. Affiliate


Affiliate hampir sama dengan dropship. Namun bedanya, affiliate biasanya untuk produk yang sifatnya digital atau tidak ada bentuk fisiknya. Tapi tidak selalu. Ada juga penjualan produk fisik dengan sistem affiliate.

Pada prinsipnya, untuk affiliate, kamu mereferensikan produk orang lain dengan link referal khusus. Jika ada penjualan melalui link referal yang kamu promosikan, maka kamu berhak mendapat komisi sesuai ketentuan.

Jika pada sistem dropship konsumen mentransfer dulu uangnya ke rekening Anda, lalu Anda membeli barang ke suplayer dan mentransfer uang ke suplayer, maka pada sistem affiliate lebih simpel, konsumen langsung mentransfer uang ke produsen atau pemilik toko online, dan Anda memperoleh komisi langsung dari produsen atau toko online.

Di era saat ini juga banyak pilihan affiliate yang bisa kamu ikuti baik produk luar atau pun dalam negeri. Banyak orang yang telah memperoleh puluhan juta, ratusan juta, atau bahkan miliyaran dengan menjadi affiliate.

4. Cari investor


Jika bisnis yang ingin kamu jalankan menuntut harus menggunakan modal uang, namun kamu tidak memiliki modal yang cukup, kamu bisa mencari investor yang memberikan dana sebagai modal usaha tersebut.

Tentu saja harus ada perjanjian yang jelas mengenai bagi hasil keuntungan dan lain sebagainya.

Kamu bisa mempresentasikan mengenai bisnis yang ingin kamu jalankan. Kamu harus tau bagaimana menjalankannya, berapa modal yang dibutuhkan, dan kamu harus bisa meyakinkan investor agar mau bekerja sama dengan kamu.

Tentunya investor akan yakin dengan penawaran kamu jika usaha yang kau tawarkan berpotensi memberikan keuntungan. Kamu juga harus tunjukkan keseriusan kamu dalam menjalankan usaha tersebut.

Itulah beberapa cara memulai usaha tanpa modal. Jadi, jangan beralasan tidak punya modal jika ingin memulai usaha. Jalankan saja mulai dari yang kecil, yang bisa kamu lakukan.

Siapa tau suatu saat, usaha yang kamu jalankan itu bisa menjadi besar. 



Silakan sebarkan info ini, agar mereka yang ingin memulai usaha tapi tidak memiliki modal uang yang cukup tetap semangat dan menemukan jalannya.
Read More

Rabu, 04 Oktober 2017

3 Prinsip melakukan Inovasi Bisnis


Inovasi dalam bisnis memang penting untuk dilakukan. Baik yang baru memulai maupun yang telah memulai. 

Bagi yang baru memulai tentu untuk bisa masuk ke dalam persaingan dan merebut perhatian konsumen perlu inovasi bisnis. 

Sementara bagi yang telah memulai pun untuk mempertahankan eksistensi dan terus berkembang perlu inovasi bisnis. Karena perusahaan besar pun, tanpa inovasi bisa kolaps. Sebagai contoh, dulu sebelum ada facebook, orang memakai friendster. Namun kini friendster sudah ditutup. Contoh lain adalah perusahaan handphone sebesar Nokia yang sempat sekian lama menjadi market leader dalam industri Handphone yang kini kalah bersaing dengan produk lainnya karena kalah dalam berinovasi.

Lalu apa saja 3 prinsip dalam melakukan inovasi bisnis. Berikut 3 prinsip tersebut: 

> Be the first

> Be difference

> Be the best

Kita akan bahas satu per satu:

> Be the First

Pada dasarnya, orang cenderung sangat tertarik pada suatu hal yang baru. Apa lagi jika suatu hal yang baru tersebut memiliki banyak manfaat.

Sebagai contoh, ketika musim mudik tahun 2015 dibuka untuk pertama kalinya jalan tol Cipali yang merupakan jalan tol terpanjang di Indonesia. Orang pun berduyun-duyun ingin menggunakan tol tersebut. Yang mengakibatkan kemacetan di pintu tol. Sementara di jalur Pantura yang biasanya macet parah menjadi lebih sepi.

Contoh lain adalah ketika Iphone pertama kali diluncurkan yang merupakan smartphone pertama yang menggunakan full layar sentuh. Saat itu pun orang mengantri untuk membeli Iphone, walaupun harganya tidak murah.

Untuk menjadi atau membuat suatu produk sesuai prinsip be the first ini sebenarnya tidak semua hal harus menjadi yang pertama kali. Karena pada dasarnya setiap produk pun di dunia ini tidaklah seratus persen merupakan suatu yang pertama kali.

Sebagai contoh iPhone boleh menjadi smartphone pertama yang menggunakan full layar sentuh. Akan tetapi tentunya iPhone bukanlah Handphone pertama, dan yang pasti juga mengadopsi teknologi produk yang sebelumnya sudah ada lalu dikembangkan. Begitu juga dengan semua produk yang ada saat ini.

> Be Difference

Dengan membuat sesuatu yang berbeda maka produk yang kita tawarkan bisa menjadi perhatian konsumen. 

Bagi yang sudah memulai dan sudah berjalan lama pun seringkali perlu untuk berinovasi yang terkait dengan perbedaan ini. Misalnya membuat produk dengan varian berbeda, atau kemasan yang berbeda dari sebelumnya, dan lain sebagainya.

> Be The Best

Pada dasarnya setiap konsumen jika harus memilih pasti akan memilih produk yang terbaik. 

Mungkin Anda bekata, "Belum tentu, banyak juga yang lebih milih yang paling murah?"

Nah, yang paling murah itu berarti terbaik secara harga. 

Terbaik yang dimaksud disini bisa secara kualitas, terbaik secara harga, terbaik secara penampilan, dan lain sebagainya. Karena konsumen pasti akan memilih produk yang terbaik berdasarkan kriteria yang menjadi prioritas mereka. 

Kita sebagai penyedia harus berinovasi memberikan produk terbaik. Kita tinggal pilih, mana yang menjadi prioritas, apakah harga, kualitas, tampilan, atau apa. Syukur-syukur bisa semuanya.

Read More

Minggu, 01 Oktober 2017

Sukses Tanpa Gelar. Mungkinkah?


“BUAT APA GELAR?”, Sebuah pertanyaan yang patut kita renungkan. Pasalnya apakah gelar tinggi mampu mempengaruhi kesuksesan kita? Banyak orang melanjutkan ke perguruan tinggi untuk mencari gelar agar kelihatan keren jika di belakang namanya tercantum gelar yang tinggi. Eittsss. . tapi ga semua loh yah.

Sukses tanpa gelar bukanlah merupakan hal yang mustahil. Gelar yang tinggi bukanlah syarat untuk menggapai kesuksesan. Banyak orang–orang sukses yang tanpa gelar, atau dengan kata lain tidak lulus kuliah atau tidak kuliah. Berikut ini beberapa contoh orang–orangnya:


BillGates, memimpikan komputer ada di setiap rumah

Mark Zukerberg, Sang Kreator Facebook

SteveJobs, Pendiri Apple

RichardBranson, Pendiri Virgin Group

PurdiE. Chandra, Tinggalkan Kuliah Buat  Primagama

BongChandra, pernah jadi motivator no 1 termuda se–Asia

Susi Pudjiastuti, penjual ikan yang menjadi pemilik SUSI AIR  hingga jadi menteri

Selain profil-profil di atas, tentu banyak sekali orang-orang yang tanpa gelar namun bisa sukses. Seperti Lawrence Ellison, CEO Oracle dengan kekayaan $43 miliar; Michael Dell, pendiri perusahaan komputer Dell dengan kekayaan $15,3 miliar; Amancio Ortega, pendiri toko busana ZARA dengan kekayaan $31 miliar, dan masih banyak lagi. Mereka  memang sukses walaupun kuliahnya tidak beres. Tapi satu hal yang harus kita cermati bahwa walaupun tidak menyelesaikan kuliah, tapi mereka sangat tekun belajar tentang bidang yang ingin dikuasai. Dan mereka juga punya tujuan untuk meraih kesuksesannya, walaupun mereka tak memiliki gelar.
Read More

Rabu, 20 September 2017

Memenangkan Minimal Salah Satu dari Kriteria yang dinilai Pembeli



Ketika orang melihat iklan suatu produk, maka di pikirannya akan segera membandingkan baik dengan produk yang sejenis maupun yang tidak sejenis.
.
Pada dasarnya setiap orang punya uang, tapi dengan jumlah yang terbatas. Ada orang yang tanpa pikir panjang langsung membeli ketika tertarik dengan suatu produk, baik secara desain, harga, atau lainnya.
.
Tapi ada juga orang yang lebih selektif dan membutuhkan waktu yang lama untuk membandingkan antara produk yang satu dengan lainnya, dan menentukan mana yang kira-kira paling menarik dan paling dibutuhkan.
.
Prioritas orang dalam menentukan pilihan produk mana yang mau dibeli memang berbeda-beda. Ada yang lebih memilih harga yang murah, ada juga yang lebih memilih desain yang menarik, atau ada juga yang memprioritaskan kualitas, dan lain sebagainya. 
.
Tugas penjual atau pemilik produk adalah memenangkan minimal salah satu dari kriteria yang dinilai pembeli. Apakah ingin menjual produk dengan harga termurah, atau desain yang paling menarik, yang paling praktis, atau kualitas paling baik, dan lain sebagainya. 
Read More

Senin, 04 September 2017

Bisnis dari faktor kebutuhan dan keinginan manusia



Setiap orang punya kebutuhan dan keinginan. Mungkin orang tidak ada yang ingin masuk rumah sakit atau harus minum obat. Tapi orang yang sakit butuh itu. Maka bisnis di bidang kesehatan ada.
Orang juga butuh pakaian, butuh makan, butuh minuman, butuh tempat tinggal, dan banyak kebutuhan lainnya. Maka bisnis di bidang-bidang itu dan yang berkaitan dengan itu ada.
.
Mungkin perhiasan atau barang mewah bukan kebutuhan manusia. Tapi orang yang mampu ada yang menginginkan hal itu. Maka bisnis di bidang itu ada. 
.
Kebutuhan dan keinginan kadang saling berkaitan. Misalnya setiap orang butuh makan dan minum. Tapi setiap orang juga ingin makan yang enak di tempat yang juga enak, dengan harga yang terjangkau bagi mereka. Maka restoran berlomba-lomba memenuhi kebutuhan dan keinginan itu.
.
Kebutuhan dan keinginan manusia itu selalu ada. Jadi yang menjadi fokus adalah bagaimana produk/jasa kita menjadi lebih dibutuhkan dan lebih diinginkan dibandingkan yang lain.
Read More